22 February 2011

PENOLONG AGAMA ALLAH - PROFESYEN PALING MULIA

Menjadi penolong agama Allah merupakan profesyen yang sangat mulia.

Menjadi penolong agama Allah bererti kita menegakkan Islam :

  1. Di muka bumi ini.
  2. Dalam jiwa kita.
  3. Dalam diri kita.
  4. Dalam keluarga kita.
  5. Dalam lingkungan kerja kita.
  6. Dalam masyarakat kita.
  7. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
  8. Dalam urusan-urusan kecil seharian kita.
Bukankah makan dengan tangan kanan adalah tuntunan agama Islam?

Bukankah tersenyum kepada saudara seiman adalah ajakan agama kita?

Bukankah menghormati yang lebih tua merupakan ajaran agama Allah?

Bukankah berbakti dan mendoakan ayah dan ibu kita adalah seruan agama Allah?

Bukankah membaca doa sebelum masuk bilik air adalah anjuran agama Allah?

Tentu semuanya menjadi bukti bahwa tidak ada yang disebut perkara remeh dalam Islam meskipun perkara itu kecil.

Menjadi penolong agama Allah, sekali lagi merupakan amal dan profesyen yang sangat mulia.

Apakah asasnya?.

Banyak....di antaranya :

PERTAMA : Allah sendiri telah memberikan pengiktirafannya bahwa menjadi penolong agama Allah (dalam bentuk berdakwah dan menyeru manusia) merupakan amal yang sangat mulia.

Perhatikan firman Allah swt berikut :

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (manusia) kepada Allah, mengerjakan amal soleh dan berkata, `Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.'" (QS Fushilat : 33)

KEDUA : Menolong agama Allah sama ertinya dengan mewarisi tugas mulia para Rasul.

Ini sebagaimana firman Allah swt :

"Dia-lah (Allah) yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci." (QS As Shaff : 9)

Setelah Rasulullah saw wafat, tugas menolong agama Allah menjadi tanggungjawab generasi seterusnya.

Ibarat mata rantai, para penolong agama Allah menjadi penjaga terpeliharanya kejayaan agama ini.

Oleh yang demikian, di zaman manapun seorang muslim lahir dan hidup, maka ia menjadi orang yang bertanggungjawab bagi tertegaknya agama Allah pada zamannya itu.

Maka kini, di zaman ini, adalah menjadi tugas kita yang hidup ketika ini untuk menjadi penolong agama Allah.

KETIGA : Menolong agama Allah boleh menjadi penghalang dari azab Allah.

Dalam Al-Qur'an, Allah swt dengan tegas menyatakan bahwa salah satu yang menghalangiNya untuk mengazab sesuatu kaum, adalah bila mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan (mushlihun) :

"Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Qur'an itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. Mereka itu beriman kepada Al Qur'an. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, kerana itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur'an itu. Sesungguhnya (Al Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman".(QS Hud:17)

Lalu, bagaimana caranya untuk menjadi penolong agama Allah?

Ia bukanlah sesuatu yang sukar, hanya tinggal sejauh mana persiapan kita untuk mahu dan mampu menjadi penolong agama Allah?

Jawapannya kita semak fakta Sirah Rasulullah saw menunjukkan bahwa penolong agama Allah itu berbeza-beza meliputi tiga kategori :

PERTAMA : AKTIVIS PEKERJA.

Mereka adalah kategori yang bersedia menjadi aktivis pekerja bagi sebuah perjuangan dakwah.

Orang-orang seperti ini secara tulus membina diri mereka lalu menyerahkan diri mereka sepenuh hati untuk menolong dan menegakkan agama Allah.

Sifat mereka boleh disemak dari firman Allah swt :

"Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya kerana mencari ridha Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya. " (QS Al-Baqarah : 207)

Betapa banyak penghargaan-penghargaan yang terhormat yang diberikan oleh Allah swt kepada para aktivis pekerja ini yang diabadikan di dalam Al-Qur'an :

"Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka…" (QS Al-Fath : 10)

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh…" (QS At Taubah : 111

KEDUA : AKTIVIS PENDUKUNG.

Kelompok kedua ini adalah orang-orang yang mendukung perjuangan Islam dan menolong agama Allah namun, keterikatan dirinya masih di tingkatan lebih bawah sedikit dari para aktivis pekerja.

Dalam sejarah perjuangan Rasulullah saw, ramai juga orang yang menerima Islam dan mendukung perjuangan Rasulullah saw, meskipun tingkatannya tidak sehebat para aktivis pekerja.

Fakta ini diceritakan sendiri oleh Al-Qur'an :

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk dengan satu darjat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (syurga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar." (QS An-Nisa' : 95)

KETIGA : PESIMPATI.

Ertinya, ada orang-orang yang kemampuannya menolong agama Allah hanya sampai kepada tingkatan orang yang bersimpati dengan perjuangan Islam.

Orang-orang seperti ini dalam Islam tidak ditolak peranannya kerana mungkin sahaja mereka tidak dapat memberi sumbangan yang luar biasa bagi perjuangan Islam.

Di zaman Rasulullah saw, ada orang-orang yang tidak dapat menjadi aktivis pekerja bagi perjuangannya, namun mereka tidak disingkirkan dari arus perjuangan, apalagi dianggap orang buangan.

Ini sepertimana yang tercatat dalam sebuah kisah seorang wanita tukang sapu di Masjid Nabawi. Suatu hari Rasulullah saw tidak menemui wanita tukang sapu itu seperti biasanya. Baginda segera bertanya kepada para sahabat dan ternyata wanita itu telah meninggal dunia.

Rasulullah saw merasa hairan dan tertanya-tanya mengapa baginda tidak diberitahu. Abu Bakar ra memberi alasan bahwa barangkali para sahabat menganggapnya dia orang biasa sahaja.

Akhirnya Rasulullah saw meminta ditunjukkan kubur wanita itu dan di sanalah Rasulullah saw melakukan solat ghaib. Peristiwa inilah yang diambil oleh para ulama' fiqh yang dijadikan salah satu dalil tentang dianjurkannya solat ghaib.

menerima seruan dakwah Rasulullah saw.

Umayyah bin Khalaf pernah mengajak Rasulullah saw untuk mengusir sahabat-sahabat yang miskin itu agar boleh mendekatkan tokoh-tokoh besar Quraisy kepada Rasulullah saw. Perkara serupa juga dilakukan oleh Umayyah bin Hisham apabila beliau berkata :

"Jika kami datang, hendaknya orang-orang ini (menunjuk kepada sahabat yang miskin) dikeluarkan dan baru kami dipersilakan masuk."

Namun Allah swt segera menurunkan ayatnya :

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari kerana mengharap ridhaNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (kerana) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya melewati batas." (QS Al-Kahfi : 28)

Wilayah para pesimpati dakwah sangat luas. Bahkan boleh sampai kepada golongan bukan Islam sekalipun. Di zaman Rasulullah saw, ada sebuah kabilah yang semuanya kafir, tetapi mereka menjadi pemberitahu berita kepada Rasulullah saw dalam menghadapi kaum musyrikin Quraisy.

CONTOH 1 :

Dalam kisah hijrah Rasulullah saw, ada `Amir bin Fuhairah yang dibayar oleh Rasulullah saw untuk menjadi penunjuk jalan.

CONTOH 2 :

Di Makkah ada Muth'im bin `Aadi, kafir Quraisy yang menjadi penjamin Rasulullah saw ketika masuk ke Makkah sepulangnya Rasulullah saw dari berdakwah ke Thaif.

CONTOH 3 :

Selain dari dua contoh di atas, bapa saudara Rasulullah saw iaitu Abu Talib yang mati dalam keadaan kafir pun memberi saham yang besar bagi perjuangan Rasulullah saw.

Jelaslah untuk menjadi penolong agama Allah boleh dipilih siapa sahaja meskipun dalam pilihan yang berbeza. Perbezaan itu bukan berdasarkan sistem kasta, tapi ianya adalah sunnatullah kerana tabiat manusia dan
kemampuannya sendiri berbeza-beza.

Ada yang layak menjadi aktivis pekerja, ada yang cukup baik menjadi aktivis pendukung dan ada pula yang hanya mampu menjadi pesimpati.

Tempatkan diri anda di tempat yang
terbaik!!